Pemerintah Desa Bungko Gelar “Rembuk Stunting” untuk Tahun Anggaran 2024
BUNGKO – Masalah stunting telah menjadi perhatian serius di berbagai wilayah Indonesia. Stunting, atau pertumbuhan anak yang terhambat, dapat berdampak buruk pada perkembangan fisik dan kognitif anak-anak, yang pada gilirannya akan memengaruhi masa depan bangsa.
Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi suatu prioritas dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pencegahan stunting adalah sebuah upaya yang harus dilakukan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait.
Stunting sendiri dapat dicegah dengan berbagai cara, seperti memberikan nutrisi yang cukup kepada ibu hamil, menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan, memberikan makanan tambahan yang sesuai dengan usia anak, dan menjaga kebersihan serta sanitasi lingkungan.
Bertempat di Kantor Desa, Pemerintah Desa Bungko menggelar acara “Rembuk Stunting” yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, Pemerintah Kecamatan Kotamobagu Selatan, Dinas Bappelitbangda KK, Tenaga Ahli Pendamping Desa, Kader Posyandu, TP PKK Bungko, BPD, Perwakilan Puskesmas Motoboi Kecil, Kader KPM, Bidan dan Guru PAUD. (19/9/2023)
Dalam sambutannya, Aminulah Paputungan selaku Sangadi Bungko mengatakan, “Kita perlu melakukan langkah-langkah preventif untuk terus menekan lajunya angka stunting. Langkah Pemerintah Desa Bungko dalam menekan angka stunting yakni, Pemerintah Desa Bungko juga memberikan bantuan makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil melalui APBDes setiap tahunnya. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga generasi penerus agar tumbuh sehat dan cerdas”, Ungkapnya.
“Hal ini sesuai amanat undang-undang pemerintah mulai dari pusat, daerah hingga desa, yang mana sifatnya wajib dilaksanakan oleh setiap Desa. Ini wajib diperhatikan karena akan memengaruhi Sumber Daya Manusia dalam hal pertumbuhan pada anak-anak,” Tambahnya.
Acara Rembuk Stunting tahun 2024 di Desa Bungko ini bertujuan untuk:
Meningkatkan Kesadaran: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asupan gizi yang cukup selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Pemberian Informasi: Memberikan informasi kepada ibu hamil dan balita tentang makanan sehat, pola makan yang benar, dan cara merawat anak dengan baik.
Kolaborasi Komunitas: Mengajak berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, pendidik, dan tokoh masyarakat, untuk bekerja sama dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting.
Monitoring dan Evaluasi: Merencanakan program-program pencegahan stunting yang berkelanjutan dan melakukan pemantauan terhadap perkembangan anak-anak di Desa Bungko.
Pada kesempatan yang sama, Ketua BPD Erick Paputungan menambahkan “Meskipun Desa Bungko tergolong sangat rendah angka stuntingnya, tidak boleh berbangga terlebih dahulu. Kita perlu terus menjaga dan melakukan berbagai upaya untuk menekannya. Upaya pencegahan stunting tidak boleh berhenti. Ini adalah perjuangan panjang yang memerlukan kerja keras dari semua pihak.”
Erick juga menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam mengatasi stunting, “Kami siap bekerja sama dengan pemerintah desa dan seluruh komponen masyarakat untuk mencapai tujuan bersama ini. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang perlu diatasi bersama.”, Pungkasnya.
Selain diskusi dan pertemuan, acara ini juga mencakup kegiatan praktis seperti demonstrasi persiapan makanan sehat untuk anak dan sesi tanya jawab tentang perawatan anak.
Pemerintah Desa Bungko berharap bahwa dengan menggelar Rembuk Stunting ini, mereka dapat menciptakan kesadaran dan tindakan nyata dalam masyarakat untuk mencegah dan mengatasi stunting. Semua pihak diundang untuk berperan aktif dalam upaya ini untuk menciptakan generasi masa depan yang sehat dan kuat. (*vcky)