Perjalanan rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) 2024 kini memasuki babak baru yang penuh tantangan dan peluang bagi pelamar, baik dari kalangan honorer maupun lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Proses seleksi yang sudah berjalan sejak tahap pertama kini menyisakan berbagai polemik, khususnya terkait formasi yang belum terisi dan distribusi guru yang dianggap belum merata.
Menurut jadwal resmi, pengumuman hasil seleksi tahap pertama akan diumumkan pada 24-31 Desember 2024.
Namun, bagi pelamar di tahap kedua, pendaftaran sudah dibuka sejak 17 November hingga 31 Desember 2024.
Di tahap ini, pelamar akan bersaing untuk memperebutkan formasi sisa dari tahap sebelumnya.
“Bagi para pelamar, kami mengimbau untuk lebih cermat dalam memilih formasi,” kata perwakilan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Data pelamar yang memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) di tahap pertama dapat digunakan untuk memperkirakan sisa formasi yang tersedia.
Pelamar di tahap kedua perlu memanfaatkan informasi ini untuk memaksimalkan peluang mereka.
Salah satu isu yang mencuat adalah penempatan guru swasta yang lolos seleksi P3K.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) menyatakan ada kemungkinan besar guru swasta yang lulus seleksi akan dikembalikan ke sekolah swasta.
Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan distribusi guru, menghindari gesekan di sekolah negeri, dan mencegah kekosongan tenaga pendidik di sekolah swasta.
Namun, langkah ini tidak sepenuhnya diterima dengan baik.
Banyak guru swasta merasa keberatan jika harus kembali ke sekolah swasta setelah lulus seleksi P3K.
Organisasi pendidikan seperti Muhammadiyah mendukung langkah ini, dengan alasan agar keberlanjutan pendidikan di sekolah swasta tetap terjaga tanpa mengorbankan guru induk di sekolah negeri.