BMR — Lutfy, seorang petani kakao asal Bolaang Mongondow Raya (BMR), Sulawesi Utara, memiliki inisiatif untuk membentuk komunitas petani kakao di wilayahnya. Tujuan dari komunitas ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kakao, serta memperluas jaringan pemasaran.
Lutfy mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh program Cocoa Life, yang merupakan program berkelanjutan dan holistik yang diinisiasi oleh Mondelēz International untuk memastikan keberlanjutan kakao dengan cara membina dan mensejahterahkan petani kakao dan juga memperkuat komunitas setempat. Program ini telah berhasil membina lebih dari 37.600 petani kakao di Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
“Melalui komunitas ini, saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman tentang proses budidaya sampai pemasaran kakao di Indonesia. Saya juga ingin mengajak petani kakao lainnya untuk menerapkan praktik agroforestri kakao, yang merupakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, sekaligus meningkatkan mata pencaharian petani,” ujar Lutfy.
Lutfy menambahkan bahwa komunitas petani kakao ini terbuka untuk siapa saja yang berminat, baik yang sudah berpengalaman maupun yang baru memulai. Ia berharap bahwa komunitas ini dapat menjadi wadah untuk saling belajar, berdiskusi, dan bekerja sama antara petani kakao di BMR.
“Kami juga ingin bergabung dengan komunitas petani kakao lainnya di Indonesia, seperti Komunitas Petani Kakao Indonesia yang ada di Facebook. Dengan begitu, kami dapat saling bertukar informasi, ide, dan peluang yang ada di sektor kakao,” tutur Lutfy.
Lutfy mengaku bahwa ia sudah mendapatkan dukungan dari beberapa pihak, seperti pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang kakao.
“Semoga dengan adanya komunitas ini, petani kakao di BMR dapat lebih maju, mandiri, dan sejahtera. Kami juga berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan daerah dan nasional, khususnya di sektor kakao,” pungkas Lutfy. (***)