Keracunan metanol bisa terjadi akibat konsumsi minuman keras yang dioplos atau dicampur.
Miras oplosan seringkali merupakan campuran antara etanol (alkohol yang aman dikonsumsi dalam dosis sedang) dan metanol.
Tindakan ini dilakukan karena harga metanol lebih murah daripada etanol.
Ahli kesehatan dari Oslo University Hospital, Knut Erik Hovda, menyatakan bahwa konsumsi metanol secara langsung dapat sangat berbahaya bagi kesehatan.
Gejala keracunan metanol akan muncul dalam rentang waktu 12-24 jam setelah metanol masuk ke tubuh, dengan tingkat keparahan yang tergantung pada jumlah metanol yang dikonsumsi.
Gejala awal keracunan metanol termasuk mual, muntah, dan sakit perut, yang kemudian dapat berkembang menjadi nyeri dada dan napas cepat (hiperventilasi).
Gangguan penglihatan juga seringkali terjadi, mulai dari pandangan kabur hingga kehilangan penglihatan sebagian atau total, yang dapat menyebabkan kebutaan.
Risiko kerusakan pada otak juga bisa terjadi, dan jika tidak segera ditangani dengan tepat, keracunan metanol dapat menyebabkan kondisi koma hingga tidak sadarkan diri dalam waktu 24-48 jam setelah konsumsi.
Efek dari keracunan metanol pada tubuh bisa terjadi dengan cepat karena senyawa ini diserap dengan cepat oleh tubuh, kurang dari 10 menit setelah dikonsumsi.
Mengonsumsi bahkan hanya 10 mililiter metanol murni dapat menyebabkan kebutaan permanen dengan merusak saraf optik.