Pemerintah Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi nasional, terutama di tengah tantangan global yang dinamis.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yang dirancang untuk melindungi daya beli masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global dan Inflasi
Menurut proyeksi, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 diperkirakan akan sedikit membaik dibandingkan tahun 2024.
Sementara itu, inflasi global diprediksi akan mengalami penurunan, dengan negara-negara emerging market tetap berada di kisaran 6% dan negara maju sekitar 2%.
Inflasi global diperkirakan berada di sekitar 4,4%.
Dalam konteks ini, APBN 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah tantangan tersebut.
Selain menjaga tingkat konsumsi masyarakat, pemerintah juga fokus pada penciptaan lapangan kerja dan memberikan perlindungan sosial yang komprehensif, tidak hanya untuk kelompok miskin dan rentan, tetapi juga untuk kelas menengah.
Perlindungan Sosial dan Subsidi yang Inklusif
Perlindungan sosial menjadi salah satu pilar penting dalam APBN 2025.
Pemerintah melalui APBN memberikan berbagai bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sembako, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Bantuan-bantuan ini terutama dinikmati oleh kelompok masyarakat paling miskin, yakni desil 1 hingga 4.
Namun, bantuan sembako juga dinikmati hingga desil 10, mencakup sebagian besar masyarakat.
Selain itu, APBN juga memberikan subsidi dalam bentuk barang, seperti BBM, listrik, dan LPG, yang membuat harga-harga kebutuhan tersebut tetap terjangkau.
Subsidi ini tidak hanya dinikmati oleh kelompok miskin, tetapi juga kelas menengah dan atas.
