Malam 1 Syawal adalah momen yang ditunggu-tunggu umat Muslim di seluruh dunia.
Ini adalah malam yang menandai akhir dari bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan kemuliaan.
Di tengah riuh rendah suka cita, ada satu tradisi yang khas dan sangat dianjurkan dalam agama Islam: membaca takbir.
Takbir, seruan suci memuliakan Allah, menjadi tanda kebesaran-Nya atas berakhirnya bulan suci dan kedatangan hari kemenangan, Idul Fitri.
Namun, takbir bukan hanya seruan semata. Di balik melodi indahnya, terkandung amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam.
Sebagaimana disebutkan dalam laman NU Online, takbir Idul Fitri dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu takbir muqayyad dan takbir mursal.
Takbir muqayyad, yang dianjurkan setelah setiap shalat, baik fardu maupun sunnah. Sedangkan takbir mursal, bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Takbir Idul Fitri adalah takbir mursal yang bisa dilakukan di berbagai kondisi dan tempat.
Bahkan, sunnah untuk mengumandangkan takbir meski dalam perjalanan.
Inilah salah satu keindahan agama Islam, memberikan kemudahan dalam beribadah tanpa terikat oleh ruang dan waktu.
Bacaan takbir Idul Fitri merupakan bagian penting dari tradisi ini. Ada beberapa variasi yang sering diamalkan umat Muslim. Salah satunya adalah:
Bacaan Takbiran Idul Fitri yang Singkat:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.
Artinya: “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.”
Namun, takbir Idul Fitri juga dapat diikuti dengan bacaan yang lebih panjang dan mendalam, seperti: