Lebih lanjut, Yandri menjelaskan bahwa desa-desa yang memiliki angka kemiskinan dan stunting tinggi akan menjadi prioritas utama dalam program ini.
Dengan bantuan teknis yang diberikan oleh P2KTD, desa-desa tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
“Dengan dukungan P2KTD, desa-desa yang diprioritaskan dalam program MBG, terutama yang memiliki angka kemiskinan dan stunting tinggi, dapat mengakses layanan teknis yang sesuai. Ini memperkuat kapasitas desa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat, termasuk anak-anak, ibu hamil, dan menyusui, serta mempercepat penurunan stunting,” tegasnya.
Sebagai bagian dari program ini, P2KTD juga akan membantu desa dalam membangun infrastruktur yang mendukung keberlanjutan program, seperti pusat distribusi makanan, fasilitas penyimpanan pangan, dan area dapur bersama.
Dengan adanya infrastruktur yang memadai, distribusi pangan bergizi dapat dilakukan dengan lebih efisien dan merata ke seluruh lapisan masyarakat di desa.
“Infrastruktur ini memastikan keberlanjutan program di tingkat lokal,” tutup Yandri Susanto.
Dengan demikian, melalui sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah desa, dan masyarakat, Program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat mengurangi prevalensi stunting, meningkatkan status gizi, dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia, khususnya di desa-desa yang membutuhkan. ***