Hal ini sesuai dengan prinsip Muhammadiyah yang mengutamakan ilmu pengetahuan dan rasionalitas dalam beragama.
Kenapa Awal Bulan Ramadan di Indonesia Sering Beda?
Perbedaan penetapan awal puasa Ramadan di Indonesia sering terjadi karena adanya perbedaan metode dan kriteria yang digunakan oleh berbagai organisasi Islam dan pemerintah.
Pemerintah dan NU menggunakan metode hisab dan rukyat, yaitu perhitungan astronomi yang dikonfirmasi dengan pengamatan langsung terhadap hilal.
Sedangkan Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yaitu perhitungan astronomi yang mengacu pada kriteria syar’i tertentu.
Selain itu, perbedaan juga bisa terjadi karena adanya faktor geografis, yaitu letak dan ketinggian tempat pengamatan hilal.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah yang sangat besar tentunya memiliki variasi geografis yang berpengaruh terhadap kemunculan hilal.
Oleh karena itu, tidak heran jika terkadang ada perbedaan awal puasa di antara daerah-daerah di Indonesia.
Meskipun demikian, perbedaan penetapan awal puasa Ramadan ini tidak perlu menjadi sumber perpecahan dan perselisihan di antara umat Islam.
Yang terpenting adalah menjaga persaudaraan dan kesatuan dalam beribadah kepada Allah SWT.