Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Kota Kotamobagu: Dari Lima Kerajaan Hingga Kota Baru

Foto: Kotamobagu/mediatotabuan.co

Kota Kotamobagu adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara yang memiliki sejarah panjang dan menarik.

Kota ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow yang bertujuan untuk memajukan daerah, membangun kesejahteraan rakyat, memudahkan pelayanan, dan memobilisasi pembangunan bagi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Totabuan.

Kota Kotamobagu berasal dari bahasa Mongondow, yang berarti kota baru.

Nama ini diberikan karena kota ini merupakan tempat baru bagi pejabat kontrolir Hindia Belanda yang pertama, yaitu Controlour Venhuisen, yang sebelumnya berada di Sia, dekat Poopo.

Kota ini juga menjadi tempat penyatuan lima kerajaan yang ada di wilayah Bolaang Mongondow Raya, yaitu Bolaang, Kaidipang Besar, Bintauna, Bolang Uki, dan Bolang Itang.

Lima kerajaan ini adalah kerajaan mandiri yang berpemerintahan sendiri dan bukan wilayah taklukan Hindia Belanda.

Mereka memiliki hubungan awal dengan pihak kolonial melalui kontrak panjang (lang contract) pada abad ke-18.

Kontrak ini mengatur kerjasama di bidang investasi, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.

Pada tahun 1905, dewan kerajaan dari lima kerajaan ini mengajukan proposal agar mereka disatukan dalam satu departemen Divisi Bolaang Mongondow.

Proposal ini diterima oleh Gubernur Batavia melalui keputusan pada tahun 1906.

Dengan demikian, lima kerajaan ini menjadi satu kesatuan administratif yang dipimpin oleh seorang residen.

Penyatuan lima kerajaan ini dilakukan melalui musyawarah besar para raja yang dikenal dengan Bakid Moloben.

Musyawarah ini sebelumnya dirapatkan di istana Komalig Kerajaan Kaidipang Besar.

Tempat musyawarah ini kemudian menjadi cikal bakal kota Kotamobagu.

Kota Kotamobagu terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Pada tahun 2007, kota ini resmi menjadi kota otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007.

Kota ini memiliki luas wilayah 184,33 km2 dan jumlah penduduk 123.784 jiwa pada tahun 2023.

Mayoritas penduduk kota ini adalah suku Mongondow, yang memiliki budaya dan tradisi yang kaya.

Kota Kotamobagu memiliki motto Kinalang-Paloko, yang berarti musyawarah-sepakat.

Motto ini menggambarkan semangat gotong royong dan demokrasi yang menjadi ciri khas masyarakat Totabuan.

Kota ini juga memiliki semboyan daerah Mototompiaan, Mototabian, Bo Mototanoban, yang berarti saling memperbaiki, saling mengasihi, dan saling mengingat.

Kota Kotamobagu adalah kota yang memiliki sejarah, budaya, dan potensi yang luar biasa.

Kota ini merupakan bukti dari perjuangan, kerjasama, dan kemajuan rakyat Totabuan.

Kota ini juga merupakan kota yang terus berbenah dan berinovasi untuk menjadi kota yang lebih baik dan lebih maju di masa depan. ***

Share: