Dalam Rapat Kerja terakhir dengan Komisi 10 DPR RI, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyampaikan rasa syukur dan refleksi atas perjalanan panjang lima tahun Merdeka Belajar.
Di hadapan para anggota komisi, Nadiem mengenang bagaimana program Merdeka Belajar yang kini telah mencapai 26 episode, memberikan perubahan signifikan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sistem pendidikan Indonesia.
Nadiem memulai dengan ucapan terima kasih kepada Komisi 10 atas dukungan yang terus-menerus diberikan meskipun dalam perjalanan terdapat kritik yang tajam.
Kritik dan masukan tersebut, menurutnya, telah mendorong timnya di Kemendikbudristek untuk menjadi lebih baik setiap hari.
“Tanpa dukungan dari Komisi 10, kebijakan Merdeka Belajar dengan segala ketidaksempurnaannya tidak mungkin dapat terlaksana dengan dampak yang signifikan,” ujar Nadiem.
Visi Menjadi Realita
Perjalanan Merdeka Belajar yang kini telah mengubah wajah pendidikan Indonesia, dimulai dari visi yang mungkin dahulu banyak diragukan.
“Kalau kita balik ke awal, banyak yang tidak percaya bahwa visi kami bisa menjadi realita seperti hari ini,” tambah Nadiem.
Berbagai kebijakan besar yang awalnya dipandang mustahil, kini telah membuahkan hasil nyata.
Terobosan-terobosan yang diinisiasi melalui Merdeka Belajar tak hanya dirasakan oleh para murid, tetapi juga guru yang kini lebih bebas dalam berinovasi di dalam kelas.
Dampak Covid-19 dan Dedikasi Tim
Masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu tantangan terbesar selama periode lima tahun ini.
Namun, Nadiem memberikan apresiasi besar kepada tim Kemendikbudristek yang tetap bekerja keras meski di bawah tekanan besar.
“Saya sangat bangga dengan tim kami yang tidak pernah menyerah, bahkan ketika harus mengorbankan waktu pribadi mereka,” jelas Nadiem.
Salah satu tantangan yang dihadapi selama masa pandemi adalah penyesuaian dalam dunia pendidikan yang harus dilakukan dengan cepat.
Dengan segala keterbatasan, tim di kementerian berhasil membawa perubahan yang berdampak besar di masa yang sulit ini.
Pantun dan Puisi untuk Mengakhiri Rapat
Menutup Rapat Kerja dengan suasana yang sedikit berbeda, Nadiem memutuskan untuk memberikan puisi singkat yang menggambarkan transformasi pendidikan Indonesia.
Dalam puisinya, Nadiem mengenang masa-masa ketika pendidikan terasa berat bagi siswa dan guru, penuh dengan hukuman dan aturan kaku.