Proses pendaftaran dilakukan melalui PMM dengan beberapa tahapan yang mencakup pemilihan tahun kesiapan sekolah untuk menerapkan kurikulum Merdeka.
Tantangan dalam Penerapan Kurikulum Merdeka
Tantangan utama dalam menerapkan Kurikulum Merdeka adalah minimnya pelatihan offline.
Guru dan sekolah perlu mandiri dalam mempelajari kurikulum ini, meskipun telah disediakan panduan melalui PMM.
Diskusi intensif antara guru, komite sekolah, dan pihak terkait lainnya sangat diperlukan untuk memastikan kesiapan sekolah dalam menerapkan kurikulum baru ini.
Kesimpulan
Menerapkan Kurikulum Merdeka menjadi tantangan bagi sekolah dan guru, namun dengan panduan yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan serta diskusi yang intensif, diharapkan proses ini dapat berjalan lancar.
Fokus utama tetap harus pada peningkatan kualitas pendidikan bagi peserta didik, yang merupakan hal terpenting dalam setiap kebijakan pendidikan.
Perubahan terakhir dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 17 Tahun 2020, yang berkaitan dengan Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Penambahan Penghasilan bagi Guru, Tenaga Kependidikan pada Satuan Pendidikan Dasar Negeri, dan Tenaga Kependidikan pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Negeri, telah disempurnakan.
Berdasarkan peraturan yang baru, beberapa kategori guru tidak lagi memenuhi syarat untuk menerima Tunjangan Profesi Guru di tahun 2024.
Kategori-kategori tersebut meliputi:
1. Guru yang tidak memiliki sertifikat pendidik.
2. Guru yang mengajar pada satuan pendidikan swasta.
3. Guru yang mengajar kurang dari 24 jam per minggu.
4. Guru yang tidak memiliki NUPTK (untuk guru PNS) atau NRG (untuk guru PPPK).
5. Guru yang tidak terdaftar aktif pada Dapodik.
6. Guru yang tidak memenuhi persyaratan kinerja guru.
7. Guru yang sedang cuti panjang tanpa gaji.
8. Guru yang diberhentikan dengan tidak hormat.
Selain itu, ada beberapa kategori guru yang secara khusus tidak berhak menerima TPG, antara lain:
– Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
– Guru Pendidikan Keaksaraan.
– Guru pada jenjang Pendidikan Dasar (SD) yang ditempatkan di Sekolah Luar Biasa (SLB).
– Guru Pendidikan Menengah (SMP) yang ditugaskan pada Sekolah Luar Biasa (SLB).
– Guru Pendidikan Agama yang ditugaskan pada Sekolah Luar Biasa (SLB).