Asalkan seseorang memiliki pendidikan minimal SLTP, kemampuan berkomunikasi yang baik, dan pengalaman sebagai kader desa, mereka sudah bisa melamar.
Jadi, bagi banyak orang yang berminat berkontribusi di desa, menjadi Kader KPM adalah pilihan yang sangat memungkinkan.
Gaji dan Insentif Kader KPM
Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan adalah mengenai honor atau gaji yang diterima oleh Kader KPM.
Honor ini bervariasi tergantung pada kebijakan pemerintah desa dan peraturan yang dikeluarkan oleh masing-masing Bupati atau Wali Kota.
Namun, di beberapa wilayah, seperti di kabupaten tempat saya tinggal, Kader KPM menerima honor sebesar Rp250 ribu per bulan selama 12 bulan.
Selain honor, Kader KPM juga mendapatkan tunjangan tambahan berupa pulsa internet yang digunakan untuk menginput data di aplikasi eHDW.
Tunjangan ini biasanya sekitar Rp65 ribu per bulan.
Meski honor dan tunjangan Kader KPM terbilang tidak besar, namun peran mereka sangat krusial dalam memerangi masalah kesehatan yang berpengaruh pada masa depan anak bangsa.
Besaran gaji dan tunjangan ini tentu bisa berbeda antara desa satu dengan desa lainnya, tergantung pada keuangan desa dan kebijakan lokal.
Mengapa Kader KPM Sangat Dibutuhkan?
Sebagai ujung tombak dalam pencegahan stunting, keberadaan Kader KPM sangat penting.
Tanpa adanya mereka, banyak program pencegahan stunting tidak akan berjalan dengan maksimal.
Peran mereka dalam mendekatkan informasi kesehatan kepada masyarakat desa dan memastikan bahwa layanan yang diterima sesuai dengan harapan sangat vital dalam mengurangi angka stunting di Indonesia.
Kader KPM bukan hanya sekadar bekerja untuk mendapatkan honor, tetapi mereka juga menjadi agen perubahan yang menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk menjaga kesehatan keluarga, khususnya balita dan ibu hamil.