Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

[Hoaks] Bahaya Transfusi Darah dari Vaksin COVID-19

tempo.co
  1. Penurunan signifikan dalam jumlah transfusi darah selama sembilan tahun, meskipun ada sedikit peningkatan setelah Agustus 2020, yang kemungkinan besar disebabkan oleh perluasan kapasitas rumah sakit selama pandemi COVID-19.
  2. Penelitian juga mencatat bahwa pengelolaan pasien dengan anemia defisiensi besi (IDA) tidak menunjukkan perbaikan signifikan. Meskipun sebagian pasien mungkin menerima transfusi yang tidak diperlukan, rumah sakit telah memperkenalkan layanan infus zat besi sebagai alternatif yang lebih aman.
  3. Tidak ada penemuan terkait masalah atau bahaya dari transfusi darah yang berasal dari individu yang telah menerima vaksin COVID-19. Tidak ada data yang mendukung bahwa vaksinasi berpengaruh terhadap keselamatan transfusi darah.

Dari temuan ini, sangat jelas bahwa penelitian yang dikutip dalam narasi tersebut tidak relevan untuk mendukung klaim bahwa transfusi darah dari orang yang sudah divaksin bisa berbahaya.

Penelitian ini lebih fokus pada masalah transfusi darah secara umum, tanpa mengaitkannya dengan vaksinasi COVID-19.

Verifikasi Klaim: Keamanan Transfusi Darah dari Pendonor yang Telah Divaksin

Klaim bahwa transfusi darah dari orang yang telah divaksin COVID-19 bisa berbahaya sepertinya berakar dari teori konspirasi yang beredar di kalangan sejumlah kelompok anti-vaksin.

Salah satu tokoh yang memperkuat klaim ini adalah Rogan O’Handley, seorang politisi sayap kanan Amerika Serikat, yang pada Februari 2024 mengutip informasi keliru mengenai penolakan Palang Merah Amerika terhadap darah dari orang yang divaksin.

Cuitan O’Handley kemudian diperkuat oleh tokoh lain seperti Robert F. Kennedy Jr., yang dikenal sebagai penentang vaksinasi.

Namun, pernyataan tersebut dengan tegas dibantah oleh Palang Merah Amerika Serikat dan lembaga terkait lainnya.

Dalam keterangan resmi mereka, Palang Merah AS menjelaskan bahwa orang yang telah divaksin COVID-19 tetap dapat mendonorkan darah dengan aman.

Tidak ada kebijakan yang melarang transfusi darah dari pendonor yang sudah divaksin.

Menurut Palang Merah Amerika Serikat, proses pengumpulan darah harus mematuhi pedoman yang ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA).

Baik orang yang telah divaksin maupun yang belum divaksin, keduanya harus memenuhi kriteria medis umum untuk menjadi pendonor darah.

Dengan kata lain, vaksinasi COVID-19 tidak mempengaruhi kelayakan darah untuk ditransfusikan.

Lebih lanjut, Association for the Advancement of Blood & Biotherapies (AABB) juga mengonfirmasi bahwa darah dari pendonor yang telah divaksin COVID-19 tetap aman untuk ditransfusikan, asalkan pendonor tersebut sehat dan memenuhi persyaratan yang berlaku.

FDA juga mengeluarkan pernyataan serupa, menyatakan bahwa vaksinasi COVID-19 tidak menghalangi seseorang untuk mendonorkan darah.

Penjelasan dari The College of American Pathologists

Halaman: 1 2 3
Sebelumnya Selanjutnya
Share: